Six Sigma adalah salah satu metodologi dalam bekerja dan juga sebagai salah satu alat dalam memecahkan masalah qualitas produk/jasa. Konsep ini telah di pakai oleh organisasi ini sebagai kompetensi yang harus di miliki oleh karyawan nya. Dengan demikian continues improvement akan tetap berjalan baik dan benar dalam organisasi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perusahaan yang survive hanya perusahaan yang melakukan perbaikan terus menerus.
Untuk kegiatan Six Sigma dalam tahun 2010 ini.
Diantaranya :
1. Menigkatkan kompetensi Karyawan
. Fokusnya pada karyawan yang menjadi 'Executor' dalam pelaksanaa Innovasi dan Improvement.
. Dengan demikian di perlukan Pelatihan dan pendidikan untuk karyawan yang masih rendah kompetensinya
. Masing BB harus define di area nya siapa saja yang akan di Training
. MI akan mangadakan training sesuai permintaan yang akan di koordinasikan menjadi kelas kepada training part.
2. Berorientasi pada kompetensi dan hasil akhir dan tidak berorientasi pada belt
• Tiap proces area mengulirkan kegiatan improvement dan memperlihatkan hasilnya pada Top MGT, dan tidak menunggu dari TOP MGT.
• Dan untuk awareness dan refressment , secara periodik akan di share tentang six sigma one point lesson atau dari para BB mempunyai materi yang bagus untuk di share juga di persilahkan. Intinya kegiatan six sigma dapat terlihat dan terukur hasilnya.
.............
Welcome ::::::: All about Sixsigma
Plan without action is Dream, but Action without Plan is a nightmare
Sabtu, 15 Mei 2010
Minggu, 04 April 2010
Metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) Untuk Mencegah Terjadinya Kegagalan Kualitas
Sumber : http://www.managementfile.com/journal.php?id=77&sub=journal&page=quality&awal=0
Kualitas makin memegang peran penting, seiring dengan tingkat persaingan yang makin ketat. Tuntutan dari pelanggan semakin tinggi, mereka tidak hanya menginginkan harga yang bersaing, melainkan juga kualitas yang tinggi. Oleh karena itu, produsen semakin perlu untuk berfokus pada quality management demi mencapai sebuah quality excellence.
Salah satu tools yang bisa digunakan dalam quality management adalah Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). FMEA adalah suatu metodologi dalam menganalisa masalah kualitas yang muncul sejak di tahap pengembangan. Dengan demikian, maka tindakan koreksi bisa langsung diambil, dan desain langsung bisa diperbaiki. FEMA awalnya mengklasifikasikan jenis failure mode yang muncul, kemudian menentukan dampaknya terhadap produksi, kemudian menjalankan tindakan koreksi.
FMEA terdiri dari beberapa jenis, antara lain sebagai berikut:
• Process: berfokus pada analisa proses manufaktur dan assembly
• Design: berfokus pada analisa produk sebelum proses produksi
• Concept: berfokus pada analisa sistem atau subsistem dalam tahap awal desain konsep.
• Equipment: berfokus pada analisa desain mesin dan perlengkapan sebelum melakukan pembelian
• Service: berfokus pada analisa jasa dari proses industri jasa sebelum diluncurkan ke pelanggan
• System: berfokus pada analisa fungsi sistem secara global
• Software: berfokus pada analisa fungsi software
•
Dalam menjalankan FMEA, yang langkah-langkahnya akan dijelaskan nanti, terlebih dahulu kita harus memahami 3 variabel utama, yakni:
1. Severity, yakni rating yang mengacu pada besarnya dampak serius dari suatu potential failure mode.
2. Occurrence, yakni rating yang mengacu pada berapa banyak frekuensi potential failure terjadi
3. Detection, yakni mengacu pada kemungkinan metode deteksi yang sekarang dapat mendeteksi potential failure mode sebelum produk tersebut dirilis untuk produksi, untuk desain, hingga untuk proses sebelum
Metode FMEA mengenal apa yang disebut dengan Risk Priority Number (RPN), yakni angka yang bakal menggambarkan area mana yang perlu jadi prioritas perhatian kita. RPN diukur berdasarkan pertimbangan rating dari ketiga faktor diatas, yakni severiry, occurrence, dan detection.
RPN = rating severity x rating occurrence x rating detection
Anda harus melakukan suatu tindakan koreksi, seandainya:
• severity menunjukkan angka 9 atau 10, karena dampaknya bakalan sangat serius, dan berpotensi menghasilkan kerugian yang sangat besar, atau;
• severity rating x occurrence rating menghasilkan angka yang tinggi, atau;
• tidak ada aturan khusus, lakukan judgement sendiri berdasarkan analisa RPN
Beberapa tindakan koreksi yang dapat Anda lakukan demi memperkecil angka RPN:
• berusaha untuk menghilangkan failure mode
• memperkecil besar severity dari failure
• memperkecil occurrence
• meningkatkan detection, dengan cara memperbaiki control
Langkah-langkah Implementasi FMEA
Jika Anda sudah memahami beberapa istilah dan variable dalam FMEA, maka selanjutnya berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
1. Pertama-tama, deskripsikan produk/proses dan fungsi yang meliputinya. Dengan memahaminya, maka nantinya akan bisa dianalisa produk/proses mana saja yang fungsinya ternyata menyimpang dari apa yang diharapkan.
2. Buat Block Diagram dari produk/proses. Block diagram ini menggambarkan komponen-komponen utama dan bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain.
3. Mulai membuat FMEA Form worksheet. Isi header-nya dengan informasi-informasi mengenai Product/System, Subsystem, Component, Design Lead, Prepared by, Date, Revision Date, dan informasi lain yang bisa Anda modifikasi sesuai dengan keperluan Anda.
4. Gunakan diagram tersebut untuk membuat daftar item atau fungsi
5. Identifikasi failure mode, yakni potensi yang mengakibatkan kegagalan. Failure mode ini bisa berasal dari komponen, subsystem, system, process, dan lainnya.
6. Terjadinya failure mode pada satu komponen dapat berpengaruh pada komponen lainnya. Daftar failure mode bagi tiap fungsi dari komponen harus dibuat, sekaligus diidentifikasi mengenai kemungkinan akan terjadinya. Sehingga, kita dapat mengetahui failure mode apa saja yang berpotensi terjadi secara mendetail.
7. Jelaskan pula mengenai failure effect yang diakibatkan oleh failure mode. Failure effect ini adalah dampak yang dihasilkan oleh failure mode pada fungsi produk/proses seperti yang dialami oleh pelanggan, baik internal maupun eksternal. Tentukan juga besar dampak severity-nya, menggunakan skala dari 1 hingga 10. Makin besar, maka dampaknya semakin besar dan serius. Rating ini membantu dalam menentukan prioritas masalah yang harus ditangani duluan.
8. Selanjutnya, identifikasi sebab-sebab dari tiap failure mode. Setiap sebab yang potensial harus diidentifikasi dan didokumentasikan.
9. Masukkan juga faktor probabilitas atau frekuensi, yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan dari sebab tersebut terjadi. Skala yang digunakan juga
10. Lalu identifikasi juga control yang diterapkan saat ini. Kontrol desain atau proses adalah suatu mekanisme yang memungkinkan pencegahan terjadinya failure mode atau deteksi failure sebelum mencapai pelanggan.
11. Tentukan rating dari Detection, yakni berapa besar kemungkinan dari control yang ada sekarang dapat mendeteksi sebab dari failure mode, atau bahkan failure mode itu sendiri.
12. Tentukan Risk Priority Numbers, yang merupakan hasil kali antara rating severity, occurrence dan detection control
13. Identifikasi tindakan-tindakan yang dapat diambil, berdasarkan RPN yang muncul. Prioritaskan yang punya RPN tinggi.
14. Prediksikan RPN yang baru, dengan asumsi bahwa tindakan koreksi sudah diimplementasikan. Jika hasil RPN baru di bawah RPN yang sekarang, maka tindakan koreksi mungkin perlu. Pertimbangkan juga faktor lain seperti waktu, biaya, sumber daya, dan sebagainya.
15. Tentukan siapa yang bertanggung jawab terhadap tindakan koreksi tersebut, sekaligus tentukan tanggal yang menjadi tarfet
16. Setelah tindakan koreksi diambil, maka ukur kembali rating-rating tersebut, mulai dari severity, occurrence, hingga detection-nya. Evaluasi kembali rating RPN. Apakah perlu tindakan lanjutan?
17. Lakukan perubahan terhadap FMEA jika terdapat perubahan desain atau proses, sehingga mengakibatkan pengukuran dan tindakan yang berbeda juga nantinya.
Anda dapat melihat contoh-contoh dari FMEA disini:
http://www.npd-solutions.com/fmea_example2.jpg
http://web2.concordia.ca/Quality/tools/11failuremodeanalysis.pdf
http://www.fmeainfocentre.com/examples.htm
Dengan melakukan metode FMEA ini, maka Anda akan dapat mencegah terjadinya kegagalan dalam produk atau proses, sejak dari tahap awal. FMEA merupakan salah satu langkah quality management sekaligus risiko management. Hasilnya tidak hanya menurunkan risiko kegagalan, melainkan juga meningkatkan kualitas dari produk/proses.
RP/RP/dari berbagai sumber
Referensi:
http://www.hownwhy.com/FMEA/fmea_a_quick_refresher.htm
http://www.npd-solutions.com/fmea.html
http://web2.concordia.ca/
http://www.fmeainfocentre.com/
http://web2.concordia.ca/Quality/tools/11failuremodeanalysis.pdf
Kualitas makin memegang peran penting, seiring dengan tingkat persaingan yang makin ketat. Tuntutan dari pelanggan semakin tinggi, mereka tidak hanya menginginkan harga yang bersaing, melainkan juga kualitas yang tinggi. Oleh karena itu, produsen semakin perlu untuk berfokus pada quality management demi mencapai sebuah quality excellence.
Salah satu tools yang bisa digunakan dalam quality management adalah Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). FMEA adalah suatu metodologi dalam menganalisa masalah kualitas yang muncul sejak di tahap pengembangan. Dengan demikian, maka tindakan koreksi bisa langsung diambil, dan desain langsung bisa diperbaiki. FEMA awalnya mengklasifikasikan jenis failure mode yang muncul, kemudian menentukan dampaknya terhadap produksi, kemudian menjalankan tindakan koreksi.
FMEA terdiri dari beberapa jenis, antara lain sebagai berikut:
• Process: berfokus pada analisa proses manufaktur dan assembly
• Design: berfokus pada analisa produk sebelum proses produksi
• Concept: berfokus pada analisa sistem atau subsistem dalam tahap awal desain konsep.
• Equipment: berfokus pada analisa desain mesin dan perlengkapan sebelum melakukan pembelian
• Service: berfokus pada analisa jasa dari proses industri jasa sebelum diluncurkan ke pelanggan
• System: berfokus pada analisa fungsi sistem secara global
• Software: berfokus pada analisa fungsi software
•
Dalam menjalankan FMEA, yang langkah-langkahnya akan dijelaskan nanti, terlebih dahulu kita harus memahami 3 variabel utama, yakni:
1. Severity, yakni rating yang mengacu pada besarnya dampak serius dari suatu potential failure mode.
2. Occurrence, yakni rating yang mengacu pada berapa banyak frekuensi potential failure terjadi
3. Detection, yakni mengacu pada kemungkinan metode deteksi yang sekarang dapat mendeteksi potential failure mode sebelum produk tersebut dirilis untuk produksi, untuk desain, hingga untuk proses sebelum
Metode FMEA mengenal apa yang disebut dengan Risk Priority Number (RPN), yakni angka yang bakal menggambarkan area mana yang perlu jadi prioritas perhatian kita. RPN diukur berdasarkan pertimbangan rating dari ketiga faktor diatas, yakni severiry, occurrence, dan detection.
RPN = rating severity x rating occurrence x rating detection
Anda harus melakukan suatu tindakan koreksi, seandainya:
• severity menunjukkan angka 9 atau 10, karena dampaknya bakalan sangat serius, dan berpotensi menghasilkan kerugian yang sangat besar, atau;
• severity rating x occurrence rating menghasilkan angka yang tinggi, atau;
• tidak ada aturan khusus, lakukan judgement sendiri berdasarkan analisa RPN
Beberapa tindakan koreksi yang dapat Anda lakukan demi memperkecil angka RPN:
• berusaha untuk menghilangkan failure mode
• memperkecil besar severity dari failure
• memperkecil occurrence
• meningkatkan detection, dengan cara memperbaiki control
Langkah-langkah Implementasi FMEA
Jika Anda sudah memahami beberapa istilah dan variable dalam FMEA, maka selanjutnya berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
1. Pertama-tama, deskripsikan produk/proses dan fungsi yang meliputinya. Dengan memahaminya, maka nantinya akan bisa dianalisa produk/proses mana saja yang fungsinya ternyata menyimpang dari apa yang diharapkan.
2. Buat Block Diagram dari produk/proses. Block diagram ini menggambarkan komponen-komponen utama dan bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain.
3. Mulai membuat FMEA Form worksheet. Isi header-nya dengan informasi-informasi mengenai Product/System, Subsystem, Component, Design Lead, Prepared by, Date, Revision Date, dan informasi lain yang bisa Anda modifikasi sesuai dengan keperluan Anda.
4. Gunakan diagram tersebut untuk membuat daftar item atau fungsi
5. Identifikasi failure mode, yakni potensi yang mengakibatkan kegagalan. Failure mode ini bisa berasal dari komponen, subsystem, system, process, dan lainnya.
6. Terjadinya failure mode pada satu komponen dapat berpengaruh pada komponen lainnya. Daftar failure mode bagi tiap fungsi dari komponen harus dibuat, sekaligus diidentifikasi mengenai kemungkinan akan terjadinya. Sehingga, kita dapat mengetahui failure mode apa saja yang berpotensi terjadi secara mendetail.
7. Jelaskan pula mengenai failure effect yang diakibatkan oleh failure mode. Failure effect ini adalah dampak yang dihasilkan oleh failure mode pada fungsi produk/proses seperti yang dialami oleh pelanggan, baik internal maupun eksternal. Tentukan juga besar dampak severity-nya, menggunakan skala dari 1 hingga 10. Makin besar, maka dampaknya semakin besar dan serius. Rating ini membantu dalam menentukan prioritas masalah yang harus ditangani duluan.
8. Selanjutnya, identifikasi sebab-sebab dari tiap failure mode. Setiap sebab yang potensial harus diidentifikasi dan didokumentasikan.
9. Masukkan juga faktor probabilitas atau frekuensi, yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan dari sebab tersebut terjadi. Skala yang digunakan juga
10. Lalu identifikasi juga control yang diterapkan saat ini. Kontrol desain atau proses adalah suatu mekanisme yang memungkinkan pencegahan terjadinya failure mode atau deteksi failure sebelum mencapai pelanggan.
11. Tentukan rating dari Detection, yakni berapa besar kemungkinan dari control yang ada sekarang dapat mendeteksi sebab dari failure mode, atau bahkan failure mode itu sendiri.
12. Tentukan Risk Priority Numbers, yang merupakan hasil kali antara rating severity, occurrence dan detection control
13. Identifikasi tindakan-tindakan yang dapat diambil, berdasarkan RPN yang muncul. Prioritaskan yang punya RPN tinggi.
14. Prediksikan RPN yang baru, dengan asumsi bahwa tindakan koreksi sudah diimplementasikan. Jika hasil RPN baru di bawah RPN yang sekarang, maka tindakan koreksi mungkin perlu. Pertimbangkan juga faktor lain seperti waktu, biaya, sumber daya, dan sebagainya.
15. Tentukan siapa yang bertanggung jawab terhadap tindakan koreksi tersebut, sekaligus tentukan tanggal yang menjadi tarfet
16. Setelah tindakan koreksi diambil, maka ukur kembali rating-rating tersebut, mulai dari severity, occurrence, hingga detection-nya. Evaluasi kembali rating RPN. Apakah perlu tindakan lanjutan?
17. Lakukan perubahan terhadap FMEA jika terdapat perubahan desain atau proses, sehingga mengakibatkan pengukuran dan tindakan yang berbeda juga nantinya.
Anda dapat melihat contoh-contoh dari FMEA disini:
http://www.npd-solutions.com/fmea_example2.jpg
http://web2.concordia.ca/Quality/tools/11failuremodeanalysis.pdf
http://www.fmeainfocentre.com/examples.htm
Dengan melakukan metode FMEA ini, maka Anda akan dapat mencegah terjadinya kegagalan dalam produk atau proses, sejak dari tahap awal. FMEA merupakan salah satu langkah quality management sekaligus risiko management. Hasilnya tidak hanya menurunkan risiko kegagalan, melainkan juga meningkatkan kualitas dari produk/proses.
RP/RP/dari berbagai sumber
Referensi:
http://www.hownwhy.com/FMEA/fmea_a_quick_refresher.htm
http://www.npd-solutions.com/fmea.html
http://web2.concordia.ca/
http://www.fmeainfocentre.com/
http://web2.concordia.ca/Quality/tools/11failuremodeanalysis.pdf
Selasa, 19 Januari 2010
Proses Pembentukan Bumi.(berbagai teori)
Proses Pembentukan Bumi.(berbagai teori)
Sebelum itu, mari kita pahami pengertian Bumi:
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
1.Theory Big bang
Teori ini adalh yang paling terkenal gan.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
2. Teori Kabut Kant-Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
3. Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
4. Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya
Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:
1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Sumber ; http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3174337
Sebelum itu, mari kita pahami pengertian Bumi:
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
1.Theory Big bang
Teori ini adalh yang paling terkenal gan.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
2. Teori Kabut Kant-Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
3. Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
4. Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya
Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:
1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Sumber ; http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3174337
Rabu, 09 Desember 2009
IM2 Broadband Prabayar
1. dengan mekanisme sharing bandwidth, kecepatan koneksi akan bergantung
pada kondisi jaringan saat koneksi tersebut dilakukan / with bandwidth sharing mechanism, speed of connection will depend on network infrastructure when the connection is doing 2. setelah jumlah pemakaian mencapai 2 GByte, kecepatan akan turun up to 64 Kbps / after uses of internet is 2 GByte, connection speed will be 64 Kbps 3. min Rp.100.000 dalam 1 bulan (berlaku kelipatan), masa berlaku voucher adalah 1 bulan sejak tanggal aktivasi /minimum once in a month, with minimum total of amount is Rp.100.000 (multiply is valid), effective period of voucher 1 month depend on user activation date.
kajhdkjahsdfhasjdhaj jashdkja kajsh akjsdhakjshd akjdh akjdh ajsdh akjdh asdh ajsdh ad askfj alkshdfl ashfdl a
a dalksdfj asf akl
pada kondisi jaringan saat koneksi tersebut dilakukan / with bandwidth sharing mechanism, speed of connection will depend on network infrastructure when the connection is doing 2. setelah jumlah pemakaian mencapai 2 GByte, kecepatan akan turun up to 64 Kbps / after uses of internet is 2 GByte, connection speed will be 64 Kbps 3. min Rp.100.000 dalam 1 bulan (berlaku kelipatan), masa berlaku voucher adalah 1 bulan sejak tanggal aktivasi /minimum once in a month, with minimum total of amount is Rp.100.000 (multiply is valid), effective period of voucher 1 month depend on user activation date.
kajhdkjahsdfhasjdhaj jashdkja kajsh akjsdhakjshd akjdh akjdh ajsdh akjdh asdh ajsdh ad askfj alkshdfl ashfdl a
a dalksdfj asf akl
Senin, 23 November 2009
6 alasan untuk bangun pagi
Banyak orang yg mengeluh karena pekerjaannya menumpuk dan dia selalu kekurangan waktu utk menyelesaikannya, dan akibatnya terkadang harus lembur.
Ada banyak teknik manajemen waktu utk menyelesaikan persoalan seperti diatas. Tapi dalam thread ini saya mencoba fokus pada satu teknik yang terkadang banyak diremehkan orang.
BANGUN LEBIH PAGI..
Ya, itu tidak mudah, diperlukan komitmen dan disiplin, tetapi hasilnya sangat berharga.
sebelum anda memutuskan utk merubah kebiasaan bangun lebih pagi, ada baiknya anda merencanakan apa yg akan anda lakukan seharian penuh. karena itu akan memotivasi anda utk terus bangun lebih awal..
berikut 6 alasan yg bisa membuat kita bangun lebih awal dari biasanya:
1. Pagi adalah waktu yang sangat baik untuk pengembangan pribadi.
Spoiler for pengenmbangan diri:
terkadang masalah kita adalah tidak punya waktu untuk membaca buku, belajar hal-hal baru ataupun mencoba ide-ide yang baru. waktu pagi yg tenang adalah hadiah kiriman dari Tuhan yang harus anda gunakan untuk tumbuh sendiri (secara profesional, emosional, Fisik, mental dan spiritual).
Gunakan waktu ini untuk "mengasah pisau" anda
.
2. Bagun pagi untuk menjaga Kesehatan.
Spoiler for jogging:
Tubuh adalah satu-satunya hal yang ada dalam kendali Anda, Jadi, latihlah dia dengan jogging yoga dsb. Semakin awal Anda bangun, semakin banyak Anda dapat membakar kalori dan semakin sehat anda
.
3. Bangun untuk mempersiapkan diri menghadapi hal-hal yang besar dan rumit.
Spoiler for selesaikan yg kecil dan mudah:
selesaikan seluruh pekerjaan kecil dan mudah pada pagi hari, sehingga tidak merepotkan Anda di kemudian hari
.
4. Bangun pagi untuk meningkatkan produktivitas.
Spoiler for produktivitas:
Jika Anda bangun lebih awal, Anda membuat hari Anda lebih lama, Anda dapat melakukan lebih banyak hal dalam satu hari dari yang biasanya Anda lakukan sebelumnya
5. Manfaatkan waktu Pagi untuk berpikir.
Spoiler for thingking:
waktu pagi hari yang tenang adalah waktu yg paling cocok bagi kita untuk memecahkan masalah-masalah penting, karena pada waktu pagi otak Anda santai dan pikiran jauh lebih tajam.
hampir 80% org sukses bangun lebih awal dari org kebanyakan
(http://finance.yahoo.com/expert/arti...adership/23188).
6. Bangun pagi untuk melakukan Meditasi.
Spoiler for meditasi:
Meditasi dapat menginduksi keseimbangan emosional. Jika Anda memulai hari Anda dengan meditasi Anda dapat menjaga keseimbangan emosional Anda sepanjang hari. Pagi hari adalah waktu yang paling baik untuk meditasi karena kondisi fisik dan pikiran Anda masih dalam keadaan fress.
Sumber ::: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2810666
Ada banyak teknik manajemen waktu utk menyelesaikan persoalan seperti diatas. Tapi dalam thread ini saya mencoba fokus pada satu teknik yang terkadang banyak diremehkan orang.
BANGUN LEBIH PAGI..
Ya, itu tidak mudah, diperlukan komitmen dan disiplin, tetapi hasilnya sangat berharga.
sebelum anda memutuskan utk merubah kebiasaan bangun lebih pagi, ada baiknya anda merencanakan apa yg akan anda lakukan seharian penuh. karena itu akan memotivasi anda utk terus bangun lebih awal..
berikut 6 alasan yg bisa membuat kita bangun lebih awal dari biasanya:
1. Pagi adalah waktu yang sangat baik untuk pengembangan pribadi.
Spoiler for pengenmbangan diri:
terkadang masalah kita adalah tidak punya waktu untuk membaca buku, belajar hal-hal baru ataupun mencoba ide-ide yang baru. waktu pagi yg tenang adalah hadiah kiriman dari Tuhan yang harus anda gunakan untuk tumbuh sendiri (secara profesional, emosional, Fisik, mental dan spiritual).
Gunakan waktu ini untuk "mengasah pisau" anda
.
2. Bagun pagi untuk menjaga Kesehatan.
Spoiler for jogging:
Tubuh adalah satu-satunya hal yang ada dalam kendali Anda, Jadi, latihlah dia dengan jogging yoga dsb. Semakin awal Anda bangun, semakin banyak Anda dapat membakar kalori dan semakin sehat anda
.
3. Bangun untuk mempersiapkan diri menghadapi hal-hal yang besar dan rumit.
Spoiler for selesaikan yg kecil dan mudah:
selesaikan seluruh pekerjaan kecil dan mudah pada pagi hari, sehingga tidak merepotkan Anda di kemudian hari
.
4. Bangun pagi untuk meningkatkan produktivitas.
Spoiler for produktivitas:
Jika Anda bangun lebih awal, Anda membuat hari Anda lebih lama, Anda dapat melakukan lebih banyak hal dalam satu hari dari yang biasanya Anda lakukan sebelumnya
5. Manfaatkan waktu Pagi untuk berpikir.
Spoiler for thingking:
waktu pagi hari yang tenang adalah waktu yg paling cocok bagi kita untuk memecahkan masalah-masalah penting, karena pada waktu pagi otak Anda santai dan pikiran jauh lebih tajam.
hampir 80% org sukses bangun lebih awal dari org kebanyakan
(http://finance.yahoo.com/expert/arti...adership/23188).
6. Bangun pagi untuk melakukan Meditasi.
Spoiler for meditasi:
Meditasi dapat menginduksi keseimbangan emosional. Jika Anda memulai hari Anda dengan meditasi Anda dapat menjaga keseimbangan emosional Anda sepanjang hari. Pagi hari adalah waktu yang paling baik untuk meditasi karena kondisi fisik dan pikiran Anda masih dalam keadaan fress.
Sumber ::: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2810666
Minggu, 22 November 2009
Jam kerja Organ Tubuh
Zaman sekarang masyarakat sudah super sibuk,jadi setiap orang terkadang lupa dengan kesehatan dalam tubuhnya sendiri...Jadi gw mau sedikit kasih info jadwal kerja organ tubuh kita...Biar para juragan semua dapat beraktivitas dengan pola hidup yang sehat.
Berikut jadwal kerja organ kita :
LAMBUNG Jam 07.00 - 09.00 Jam piket organ lambung
sedang kuat, sebaiknya makan pagi untuk proses pembentukan energi
tubuh sepanjang hari. Minum jus atau ramuan sebaiknya sebelum sarapan
pagi, perut masih kosong sehingga zat yang berguna segera terserap
tubuh.
LIMPA Jam 09.00 - 11.00 Jam piket organ limpa
kuat, dalam mentransportasi cairan nutrisi untuk energi pertumbuhan.
Bila pada jam-jam ini mengantuk, berarti fungsi limpa lemah. Kurangi
konsumsi gula, lemak, minyak dan protein hewani.
JANTUNG Jam 11.00 - 13.00 Jam piket organ jantung
kuat, harus
istirahat, hindari panas dan olah fisik, ambisi dan emosi terutama
pada penderita gangguan pembuluh darah.
HATI Jam 13.00 - 15.00 Jam piket organ hati lemah,
bila orang tidur, darah merah berkumpul dalam organ hati dan terjadi
proses regenerasi sel-sel hati. Apabila fungsi hati kuat maka tubuh
kuat untuk menangkal semua penyakit.
PARU-PARU Jam 15.00 - 17.00 Jam piket organ
paru-paru lemah, diperlukan istirahat, tidur untuk proses pembuangan
racun dan proses pembentukan energi paru-paru
GINJAL Jam 17.00 - 19.00 Jam piket organ ginjal
kuat, sebaiknya digunakan untuk belajar karena terjadi proses
pembentukan sumsum tulang dan otak serta kecerdasan.
LAMBUNG Jam 19.00 - 21.00 Jam piket organ lambung
lemah sebaiknya tidak mengkonsumsi makan yang sulit dicerna atau lama
dicerna atau lebih baik sudah berhenti makan
LIMPA Jam 21.00 - 23.00 Jam piket organ limpa
lemah, terjadi proses pembuangan racun dan proses regenerasi sel
limpa. Sebaiknya istirahat sambil mendengarkan musik yang menenangkan
jiwa, untuk meningkatkan imunitas.
JANTUNG Jam 23.00 - 01.00 Jam piket organ jantung
lemah. Sebaiknya sudah beristirahat tidur, apabila masih terus bekerja
atau begadang dapat melemahkan fungsi jantung.
HATI Jam 01.00 - 03.00 Jam piket organ hati kuat.
Terjadi proses pembuangan racun/limbah hasil metabolisme tubuh.
Apabila ada gangguan fungsi hati tercermin pada kotoran dan gangguan
mata. Apabila ada luka dalam akan terasa nyeri.
PARU-PARU Jam 03.00 - 05.00 Jam piket organ
paru-paru kuat, terjadi proses pembuangan limbah/racun pada organ
paru-paru, apabila terjadi batuk, bersin-bersin dan berkeringat
menandakan adanya gangguan fungsi
paru-paru. Sebaiknya digunakan untuk olah nafas untuk mendapatkan
energi paru yang sehat dan kuat.
USUS BESAR Jam 05.00 - 07.00 Jam piket organ usus
besar kuat, sebaiknya biasakan BAB secara teratur.
sumber :
http://vibizlife.com/health_details....page=47&id=267
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2788243
Berikut jadwal kerja organ kita :
LAMBUNG Jam 07.00 - 09.00 Jam piket organ lambung
sedang kuat, sebaiknya makan pagi untuk proses pembentukan energi
tubuh sepanjang hari. Minum jus atau ramuan sebaiknya sebelum sarapan
pagi, perut masih kosong sehingga zat yang berguna segera terserap
tubuh.
LIMPA Jam 09.00 - 11.00 Jam piket organ limpa
kuat, dalam mentransportasi cairan nutrisi untuk energi pertumbuhan.
Bila pada jam-jam ini mengantuk, berarti fungsi limpa lemah. Kurangi
konsumsi gula, lemak, minyak dan protein hewani.
JANTUNG Jam 11.00 - 13.00 Jam piket organ jantung
kuat, harus
istirahat, hindari panas dan olah fisik, ambisi dan emosi terutama
pada penderita gangguan pembuluh darah.
HATI Jam 13.00 - 15.00 Jam piket organ hati lemah,
bila orang tidur, darah merah berkumpul dalam organ hati dan terjadi
proses regenerasi sel-sel hati. Apabila fungsi hati kuat maka tubuh
kuat untuk menangkal semua penyakit.
PARU-PARU Jam 15.00 - 17.00 Jam piket organ
paru-paru lemah, diperlukan istirahat, tidur untuk proses pembuangan
racun dan proses pembentukan energi paru-paru
GINJAL Jam 17.00 - 19.00 Jam piket organ ginjal
kuat, sebaiknya digunakan untuk belajar karena terjadi proses
pembentukan sumsum tulang dan otak serta kecerdasan.
LAMBUNG Jam 19.00 - 21.00 Jam piket organ lambung
lemah sebaiknya tidak mengkonsumsi makan yang sulit dicerna atau lama
dicerna atau lebih baik sudah berhenti makan
LIMPA Jam 21.00 - 23.00 Jam piket organ limpa
lemah, terjadi proses pembuangan racun dan proses regenerasi sel
limpa. Sebaiknya istirahat sambil mendengarkan musik yang menenangkan
jiwa, untuk meningkatkan imunitas.
JANTUNG Jam 23.00 - 01.00 Jam piket organ jantung
lemah. Sebaiknya sudah beristirahat tidur, apabila masih terus bekerja
atau begadang dapat melemahkan fungsi jantung.
HATI Jam 01.00 - 03.00 Jam piket organ hati kuat.
Terjadi proses pembuangan racun/limbah hasil metabolisme tubuh.
Apabila ada gangguan fungsi hati tercermin pada kotoran dan gangguan
mata. Apabila ada luka dalam akan terasa nyeri.
PARU-PARU Jam 03.00 - 05.00 Jam piket organ
paru-paru kuat, terjadi proses pembuangan limbah/racun pada organ
paru-paru, apabila terjadi batuk, bersin-bersin dan berkeringat
menandakan adanya gangguan fungsi
paru-paru. Sebaiknya digunakan untuk olah nafas untuk mendapatkan
energi paru yang sehat dan kuat.
USUS BESAR Jam 05.00 - 07.00 Jam piket organ usus
besar kuat, sebaiknya biasakan BAB secara teratur.
sumber :
http://vibizlife.com/health_details....page=47&id=267
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2788243
Senin, 13 Juli 2009
DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control)
No matter how you approach deploying improvement teams in your organization, they will all need to know what is expected of them. That is where having a standard improvement model such as DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) is extremely helpful. It provides teams with a roadmap. DMAIC is a structured, disciplined, rigorous approach to process improvement consisting of the five phases mentioned, where each phase is linked logically to the previous phase as well as to the next phase.
There are many resources that describe the DMAIC process. Our purpose here is to focus on special considerations for using the Lean Six Sigma DMAIC process in a service environment, including both methods and tools that are particularly helpful as well as hints on how to model the people side of each phase.
* Elements of Define (DMAIC)
* Elements of Measure (DMAIC)
* Elements of Analyze (DMAIC)
* Elements of Improve (DMAIC)
* Elements of Control (DMAIC)
* Process Simulation and Modeling
* Difference Between DMAIC and Design For Six Sigma (DFSS)
Elements of Define (DMAIC)
The first phase is Define. During the Define phase, a team and its sponsors reach agreement on what the project is and what it should accomplish. Presuming that a draft of the Project Charter is already in place, the main work in the Define phase is for the project team to complete an analysis of what the project should accomplish and confirm understanding with the sponsor(s). They should agree on the problem, which customers are affected, and how the current process or outcomes fail to meet their customers’ needs through "Voice of the Customer or Critical-To-Quality (CTQ)." The outcome of the Define phase is:
* A clear statement of the intended improvement (Project Charter)
* A high-level map of the Processes (SIPOC)
* A list of what is important to the customer (CTQ)
* An understanding of the project's link to corporate strategy and its contribution to ROIC
The tools most commonly used in the Define phase are:
* Project Charter
* Stakeholder analysis
* Suppliers, Inputs, Process, Output, and Customers (SIPOC) process map
* Voice of the Customer
* Affinity Diagram
* Kano Model
* Critical-To-Quality (CTQ) tree
The following sections provide a brief description of the above tools and techniques.
Project Charter
The charter is a contract between the organization’s leadership and the project team created at the outset of the project. Its purpose is:
* To clarify what is expected of the team
* To keep the team focused
* To keep the project and team aligned with organizational priorities
* To transfer the project from the champion to the team
Back to Define Tools
Stakeholder Analysis
A DMAIC project will require a fundamental change in the process. In an effort to mitigate the resistance to change when the improvement is implemented, it is crucial to identify the stakeholders early on, and to develop a communication plan for each of them. Typical stakeholders include managers, people who work in the process under study, upstream and downstream departments, customers, suppliers and finance. Regular communication can create more buy-in, identify better solutions, and avoid pitfalls.
Back to Define Tools
SIPOC Process Map
A SIPOC is a high-level process map that includes Suppliers, Inputs, Process, Output, and Customers. Quality is judged based on the output of a process. The quality is improved by analyzing inputs and process variables. An example of a SIPOC Process Map is provided below.
Using DMAIC to Improve Service Processes
SIPOC Process Map example
View large image | Read accessible description of image
Figure 1: SIPOC Process Map example
Back to Define Tools
Voice of the Customer
The "Voice of the Customer" is a process used to capture the requirements/feedback from the customer (internal or external) to provide them with best-in-class service/product quality. This process is all about responsiveness and constantly innovating to capture the changing requirements of the customers over time.
The "Voice of the Customer" is the term used to describe the stated and unstated needs or requirements of the customer. The “Voice of the Customer” can be captured in a variety of ways: Direct discussion or interviews, surveys, focus groups, customer specifications, observation, warranty data, field reports, complaint logs, etc.
This data is used to identify the quality attributes needed for a supplied component or material to incorporate in the process or product. The VOC is critical for an organization to:
* Decide what products and services to offer
* Identify critical features and specifications for those products and services
* Decide where to focus improvement efforts
* Obtain a baseline measure of customer satisfaction against which improvement will be measured
* Identify key drivers of customer satisfaction
The following is a list of typical outputs of the VOC process:
* A list of customers and customer segments
* Identification of relevant reactive and proactive sources of data
* Verbal or numerical data that identify customer needs
* Defined Critical-To-Quality requirements (CTQs)
* Specifications for each CTQ requirement
Back to Define Tools
Affinity Diagram
An Affinity Diagram (sometimes referred to as a "KJ", after the initials of the person who created this technique, Kawakita Jiro) is a special kind of brainstorming tool. You use an Affinity Diagram to:
* Gather large numbers of ideas, opinions, or issues and group those items that are naturally related
* Identify, for each grouping, a single concept that ties the group together
Affinity Diagram example
View large image | Read accessible description of image
Figure 2: Affinity Diagram example
An Affinity Diagram is especially useful when:
* Chaos exists
* The team is drowning in a large volume of ideas
* Breakthrough thinking is required
* Broad issues or themes must be identified
Building an Affinity Diagram is a creative rather than a logical process that encourages participation because everyone's ideas find their way into the exercise.
Back to Define Tools
Kano Model
Developed in the 80's by Professor Noriaki Kano, the Kano model is based on the concepts of customer quality and provides a simple ranking scheme which distinguishes between essential and differentiating attributes. The model is a powerful way of visualizing product characteristics and stimulating debate within the design team. Kano also produced a rigorous methodology for mapping consumer responses into the model. Product characteristics can be classified as:
* Threshold / Basic attributes
Attributes which must be present in order for the product to be successful, and can be viewed as a 'price of entry'. However, the customer will remain neutral towards the product even with improved execution of these threshold and basic attributes.
* One dimensional attributes (Performance / Linear)
These characteristics are directly correlated to customer satisfaction. Increased functionality or quality of execution will result in increased customer satisfaction. Conversely, decreased functionality results in greater dissatisfaction. Product price is often related to these attributes.
* Attractive attributes (Exciters / Delighters)
Customers receive great satisfaction from a feature and are willing to pay a price premium. However, satisfaction will not decrease (below neutral) if the product lacks the feature. These features are often unexpected by customers and can be difficult to establish as needs during initial design. They are sometimes called unknown or latent needs.
An example of Kano Model is provided below.
Kano Model example
View large image | Read accessible description of image
Figure 3: Kano Model example
Back to Define Tools
Critical-To-Quality (CTQ) tree
The purpose of Critical-To-Quality trees is to convert customer needs/wants to measurable requirements for the business to implement.
For example: A retail merchant was receiving a significant number of complaints regarding their homeowner warranty policies from their customers. By analyzing customer survey data and developing the CTQ tree, the business was able to identify critical-to-satisfaction requirements. These requirements became the focus for improving customer satisfaction. The business eliminated mandatory warranty visits and made all warranty visits optional. Eliminating mandatory visits satisfied the customers who thought there were too many visits and adding an extra optional visit satisfied customers who thought there were too few visits. Expanding the time frame for scheduling warranty visits from two weeks to three months eliminated the inconvenience for customers who had busy schedules and found the time frame difficult to manage.
The business took a general, difficult-to-measure need (to improve homeowner warranty satisfaction) and developed specific, measurable, and actionable requirements to drive improvements in customer satisfaction.
Critical-to-Quality (CTQ) tree example
View large image | Read accessible description of image
Figure 4: Critical-to-Quality (CTQ) tree example
Key Concept
The tools most commonly used in the Define phase are:
* Project Charter
* Stakeholder Analysis
* Suppliers, Inputs, Process, Output, and Customers (SIPOC) Process Map
* Voice of the Customer
* Affinity Diagram
* Kano Model
* Critical-To-Quality (CTQ) Tree
Back to Define Tools
Reference
* iSixSigma.com
* http://www.army.mil/ArmyBTKC/focus/cpi/tools3.htm#m
There are many resources that describe the DMAIC process. Our purpose here is to focus on special considerations for using the Lean Six Sigma DMAIC process in a service environment, including both methods and tools that are particularly helpful as well as hints on how to model the people side of each phase.
* Elements of Define (DMAIC)
* Elements of Measure (DMAIC)
* Elements of Analyze (DMAIC)
* Elements of Improve (DMAIC)
* Elements of Control (DMAIC)
* Process Simulation and Modeling
* Difference Between DMAIC and Design For Six Sigma (DFSS)
Elements of Define (DMAIC)
The first phase is Define. During the Define phase, a team and its sponsors reach agreement on what the project is and what it should accomplish. Presuming that a draft of the Project Charter is already in place, the main work in the Define phase is for the project team to complete an analysis of what the project should accomplish and confirm understanding with the sponsor(s). They should agree on the problem, which customers are affected, and how the current process or outcomes fail to meet their customers’ needs through "Voice of the Customer or Critical-To-Quality (CTQ)." The outcome of the Define phase is:
* A clear statement of the intended improvement (Project Charter)
* A high-level map of the Processes (SIPOC)
* A list of what is important to the customer (CTQ)
* An understanding of the project's link to corporate strategy and its contribution to ROIC
The tools most commonly used in the Define phase are:
* Project Charter
* Stakeholder analysis
* Suppliers, Inputs, Process, Output, and Customers (SIPOC) process map
* Voice of the Customer
* Affinity Diagram
* Kano Model
* Critical-To-Quality (CTQ) tree
The following sections provide a brief description of the above tools and techniques.
Project Charter
The charter is a contract between the organization’s leadership and the project team created at the outset of the project. Its purpose is:
* To clarify what is expected of the team
* To keep the team focused
* To keep the project and team aligned with organizational priorities
* To transfer the project from the champion to the team
Back to Define Tools
Stakeholder Analysis
A DMAIC project will require a fundamental change in the process. In an effort to mitigate the resistance to change when the improvement is implemented, it is crucial to identify the stakeholders early on, and to develop a communication plan for each of them. Typical stakeholders include managers, people who work in the process under study, upstream and downstream departments, customers, suppliers and finance. Regular communication can create more buy-in, identify better solutions, and avoid pitfalls.
Back to Define Tools
SIPOC Process Map
A SIPOC is a high-level process map that includes Suppliers, Inputs, Process, Output, and Customers. Quality is judged based on the output of a process. The quality is improved by analyzing inputs and process variables. An example of a SIPOC Process Map is provided below.
Using DMAIC to Improve Service Processes
SIPOC Process Map example
View large image | Read accessible description of image
Figure 1: SIPOC Process Map example
Back to Define Tools
Voice of the Customer
The "Voice of the Customer" is a process used to capture the requirements/feedback from the customer (internal or external) to provide them with best-in-class service/product quality. This process is all about responsiveness and constantly innovating to capture the changing requirements of the customers over time.
The "Voice of the Customer" is the term used to describe the stated and unstated needs or requirements of the customer. The “Voice of the Customer” can be captured in a variety of ways: Direct discussion or interviews, surveys, focus groups, customer specifications, observation, warranty data, field reports, complaint logs, etc.
This data is used to identify the quality attributes needed for a supplied component or material to incorporate in the process or product. The VOC is critical for an organization to:
* Decide what products and services to offer
* Identify critical features and specifications for those products and services
* Decide where to focus improvement efforts
* Obtain a baseline measure of customer satisfaction against which improvement will be measured
* Identify key drivers of customer satisfaction
The following is a list of typical outputs of the VOC process:
* A list of customers and customer segments
* Identification of relevant reactive and proactive sources of data
* Verbal or numerical data that identify customer needs
* Defined Critical-To-Quality requirements (CTQs)
* Specifications for each CTQ requirement
Back to Define Tools
Affinity Diagram
An Affinity Diagram (sometimes referred to as a "KJ", after the initials of the person who created this technique, Kawakita Jiro) is a special kind of brainstorming tool. You use an Affinity Diagram to:
* Gather large numbers of ideas, opinions, or issues and group those items that are naturally related
* Identify, for each grouping, a single concept that ties the group together
Affinity Diagram example
View large image | Read accessible description of image
Figure 2: Affinity Diagram example
An Affinity Diagram is especially useful when:
* Chaos exists
* The team is drowning in a large volume of ideas
* Breakthrough thinking is required
* Broad issues or themes must be identified
Building an Affinity Diagram is a creative rather than a logical process that encourages participation because everyone's ideas find their way into the exercise.
Back to Define Tools
Kano Model
Developed in the 80's by Professor Noriaki Kano, the Kano model is based on the concepts of customer quality and provides a simple ranking scheme which distinguishes between essential and differentiating attributes. The model is a powerful way of visualizing product characteristics and stimulating debate within the design team. Kano also produced a rigorous methodology for mapping consumer responses into the model. Product characteristics can be classified as:
* Threshold / Basic attributes
Attributes which must be present in order for the product to be successful, and can be viewed as a 'price of entry'. However, the customer will remain neutral towards the product even with improved execution of these threshold and basic attributes.
* One dimensional attributes (Performance / Linear)
These characteristics are directly correlated to customer satisfaction. Increased functionality or quality of execution will result in increased customer satisfaction. Conversely, decreased functionality results in greater dissatisfaction. Product price is often related to these attributes.
* Attractive attributes (Exciters / Delighters)
Customers receive great satisfaction from a feature and are willing to pay a price premium. However, satisfaction will not decrease (below neutral) if the product lacks the feature. These features are often unexpected by customers and can be difficult to establish as needs during initial design. They are sometimes called unknown or latent needs.
An example of Kano Model is provided below.
Kano Model example
View large image | Read accessible description of image
Figure 3: Kano Model example
Back to Define Tools
Critical-To-Quality (CTQ) tree
The purpose of Critical-To-Quality trees is to convert customer needs/wants to measurable requirements for the business to implement.
For example: A retail merchant was receiving a significant number of complaints regarding their homeowner warranty policies from their customers. By analyzing customer survey data and developing the CTQ tree, the business was able to identify critical-to-satisfaction requirements. These requirements became the focus for improving customer satisfaction. The business eliminated mandatory warranty visits and made all warranty visits optional. Eliminating mandatory visits satisfied the customers who thought there were too many visits and adding an extra optional visit satisfied customers who thought there were too few visits. Expanding the time frame for scheduling warranty visits from two weeks to three months eliminated the inconvenience for customers who had busy schedules and found the time frame difficult to manage.
The business took a general, difficult-to-measure need (to improve homeowner warranty satisfaction) and developed specific, measurable, and actionable requirements to drive improvements in customer satisfaction.
Critical-to-Quality (CTQ) tree example
View large image | Read accessible description of image
Figure 4: Critical-to-Quality (CTQ) tree example
Key Concept
The tools most commonly used in the Define phase are:
* Project Charter
* Stakeholder Analysis
* Suppliers, Inputs, Process, Output, and Customers (SIPOC) Process Map
* Voice of the Customer
* Affinity Diagram
* Kano Model
* Critical-To-Quality (CTQ) Tree
Back to Define Tools
Reference
* iSixSigma.com
* http://www.army.mil/ArmyBTKC/focus/cpi/tools3.htm#m
Langganan:
Postingan (Atom)