Sabtu, 15 Mei 2010

Six Sigma Activity Plan

Six Sigma adalah salah satu metodologi dalam bekerja dan juga sebagai salah satu alat dalam memecahkan masalah qualitas produk/jasa. Konsep ini telah di pakai oleh organisasi ini sebagai kompetensi yang harus di miliki oleh karyawan nya. Dengan demikian continues improvement akan tetap berjalan baik dan benar dalam organisasi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perusahaan yang survive hanya perusahaan yang melakukan perbaikan terus menerus.
Untuk kegiatan Six Sigma dalam tahun 2010 ini.
Diantaranya :

1. Menigkatkan kompetensi Karyawan
. Fokusnya pada karyawan yang menjadi 'Executor' dalam pelaksanaa Innovasi dan Improvement.
. Dengan demikian di perlukan Pelatihan dan pendidikan untuk karyawan yang masih rendah kompetensinya
. Masing BB harus define di area nya siapa saja yang akan di Training
. MI akan mangadakan training sesuai permintaan yang akan di koordinasikan menjadi kelas kepada training part.
2. Berorientasi pada kompetensi dan hasil akhir dan tidak berorientasi pada belt
• Tiap proces area mengulirkan kegiatan improvement dan memperlihatkan hasilnya pada Top MGT, dan tidak menunggu dari TOP MGT.
• Dan untuk awareness dan refressment , secara periodik akan di share tentang six sigma one point lesson atau dari para BB mempunyai materi yang bagus untuk di share juga di persilahkan. Intinya kegiatan six sigma dapat terlihat dan terukur hasilnya.

.............


Minggu, 04 April 2010

Metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) Untuk Mencegah Terjadinya Kegagalan Kualitas

Sumber : http://www.managementfile.com/journal.php?id=77&sub=journal&page=quality&awal=0

Kualitas makin memegang peran penting, seiring dengan tingkat persaingan yang makin ketat. Tuntutan dari pelanggan semakin tinggi, mereka tidak hanya menginginkan harga yang bersaing, melainkan juga kualitas yang tinggi. Oleh karena itu, produsen semakin perlu untuk berfokus pada quality management demi mencapai sebuah quality excellence.

Salah satu tools yang bisa digunakan dalam quality management adalah Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). FMEA adalah suatu metodologi dalam menganalisa masalah kualitas yang muncul sejak di tahap pengembangan. Dengan demikian, maka tindakan koreksi bisa langsung diambil, dan desain langsung bisa diperbaiki. FEMA awalnya mengklasifikasikan jenis failure mode yang muncul, kemudian menentukan dampaknya terhadap produksi, kemudian menjalankan tindakan koreksi.




FMEA terdiri dari beberapa jenis, antara lain sebagai berikut:
• Process: berfokus pada analisa proses manufaktur dan assembly
• Design: berfokus pada analisa produk sebelum proses produksi
• Concept: berfokus pada analisa sistem atau subsistem dalam tahap awal desain konsep.
• Equipment: berfokus pada analisa desain mesin dan perlengkapan sebelum melakukan pembelian
• Service: berfokus pada analisa jasa dari proses industri jasa sebelum diluncurkan ke pelanggan
• System: berfokus pada analisa fungsi sistem secara global
• Software: berfokus pada analisa fungsi software

Dalam menjalankan FMEA, yang langkah-langkahnya akan dijelaskan nanti, terlebih dahulu kita harus memahami 3 variabel utama, yakni:
1. Severity, yakni rating yang mengacu pada besarnya dampak serius dari suatu potential failure mode.
2. Occurrence, yakni rating yang mengacu pada berapa banyak frekuensi potential failure terjadi
3. Detection, yakni mengacu pada kemungkinan metode deteksi yang sekarang dapat mendeteksi potential failure mode sebelum produk tersebut dirilis untuk produksi, untuk desain, hingga untuk proses sebelum

Metode FMEA mengenal apa yang disebut dengan Risk Priority Number (RPN), yakni angka yang bakal menggambarkan area mana yang perlu jadi prioritas perhatian kita. RPN diukur berdasarkan pertimbangan rating dari ketiga faktor diatas, yakni severiry, occurrence, dan detection.
RPN = rating severity x rating occurrence x rating detection
Anda harus melakukan suatu tindakan koreksi, seandainya:
• severity menunjukkan angka 9 atau 10, karena dampaknya bakalan sangat serius, dan berpotensi menghasilkan kerugian yang sangat besar, atau;
• severity rating x occurrence rating menghasilkan angka yang tinggi, atau;
• tidak ada aturan khusus, lakukan judgement sendiri berdasarkan analisa RPN

Beberapa tindakan koreksi yang dapat Anda lakukan demi memperkecil angka RPN:
• berusaha untuk menghilangkan failure mode
• memperkecil besar severity dari failure
• memperkecil occurrence
• meningkatkan detection, dengan cara memperbaiki control

Langkah-langkah Implementasi FMEA

Jika Anda sudah memahami beberapa istilah dan variable dalam FMEA, maka selanjutnya berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
1. Pertama-tama, deskripsikan produk/proses dan fungsi yang meliputinya. Dengan memahaminya, maka nantinya akan bisa dianalisa produk/proses mana saja yang fungsinya ternyata menyimpang dari apa yang diharapkan.
2. Buat Block Diagram dari produk/proses. Block diagram ini menggambarkan komponen-komponen utama dan bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain.
3. Mulai membuat FMEA Form worksheet. Isi header-nya dengan informasi-informasi mengenai Product/System, Subsystem, Component, Design Lead, Prepared by, Date, Revision Date, dan informasi lain yang bisa Anda modifikasi sesuai dengan keperluan Anda.
4. Gunakan diagram tersebut untuk membuat daftar item atau fungsi
5. Identifikasi failure mode, yakni potensi yang mengakibatkan kegagalan. Failure mode ini bisa berasal dari komponen, subsystem, system, process, dan lainnya.
6. Terjadinya failure mode pada satu komponen dapat berpengaruh pada komponen lainnya. Daftar failure mode bagi tiap fungsi dari komponen harus dibuat, sekaligus diidentifikasi mengenai kemungkinan akan terjadinya. Sehingga, kita dapat mengetahui failure mode apa saja yang berpotensi terjadi secara mendetail.
7. Jelaskan pula mengenai failure effect yang diakibatkan oleh failure mode. Failure effect ini adalah dampak yang dihasilkan oleh failure mode pada fungsi produk/proses seperti yang dialami oleh pelanggan, baik internal maupun eksternal. Tentukan juga besar dampak severity-nya, menggunakan skala dari 1 hingga 10. Makin besar, maka dampaknya semakin besar dan serius. Rating ini membantu dalam menentukan prioritas masalah yang harus ditangani duluan.
8. Selanjutnya, identifikasi sebab-sebab dari tiap failure mode. Setiap sebab yang potensial harus diidentifikasi dan didokumentasikan.
9. Masukkan juga faktor probabilitas atau frekuensi, yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan dari sebab tersebut terjadi. Skala yang digunakan juga
10. Lalu identifikasi juga control yang diterapkan saat ini. Kontrol desain atau proses adalah suatu mekanisme yang memungkinkan pencegahan terjadinya failure mode atau deteksi failure sebelum mencapai pelanggan.
11. Tentukan rating dari Detection, yakni berapa besar kemungkinan dari control yang ada sekarang dapat mendeteksi sebab dari failure mode, atau bahkan failure mode itu sendiri.
12. Tentukan Risk Priority Numbers, yang merupakan hasil kali antara rating severity, occurrence dan detection control
13. Identifikasi tindakan-tindakan yang dapat diambil, berdasarkan RPN yang muncul. Prioritaskan yang punya RPN tinggi.
14. Prediksikan RPN yang baru, dengan asumsi bahwa tindakan koreksi sudah diimplementasikan. Jika hasil RPN baru di bawah RPN yang sekarang, maka tindakan koreksi mungkin perlu. Pertimbangkan juga faktor lain seperti waktu, biaya, sumber daya, dan sebagainya.
15. Tentukan siapa yang bertanggung jawab terhadap tindakan koreksi tersebut, sekaligus tentukan tanggal yang menjadi tarfet
16. Setelah tindakan koreksi diambil, maka ukur kembali rating-rating tersebut, mulai dari severity, occurrence, hingga detection-nya. Evaluasi kembali rating RPN. Apakah perlu tindakan lanjutan?
17. Lakukan perubahan terhadap FMEA jika terdapat perubahan desain atau proses, sehingga mengakibatkan pengukuran dan tindakan yang berbeda juga nantinya.


Anda dapat melihat contoh-contoh dari FMEA disini:
http://www.npd-solutions.com/fmea_example2.jpg
http://web2.concordia.ca/Quality/tools/11failuremodeanalysis.pdf
http://www.fmeainfocentre.com/examples.htm

Dengan melakukan metode FMEA ini, maka Anda akan dapat mencegah terjadinya kegagalan dalam produk atau proses, sejak dari tahap awal. FMEA merupakan salah satu langkah quality management sekaligus risiko management. Hasilnya tidak hanya menurunkan risiko kegagalan, melainkan juga meningkatkan kualitas dari produk/proses.

RP/RP/dari berbagai sumber

Referensi:
http://www.hownwhy.com/FMEA/fmea_a_quick_refresher.htm
http://www.npd-solutions.com/fmea.html
http://web2.concordia.ca/
http://www.fmeainfocentre.com/
http://web2.concordia.ca/Quality/tools/11failuremodeanalysis.pdf

Selasa, 19 Januari 2010

Proses Pembentukan Bumi.(berbagai teori)

Proses Pembentukan Bumi.(berbagai teori)

Sebelum itu, mari kita pahami pengertian Bumi:
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.

Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
1.Theory Big bang

Teori ini adalh yang paling terkenal gan.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.



Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:

1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.

2. Teori Kabut Kant-Laplace

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.

3. Teori Planetesimal

Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.


Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.

4. Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.


Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.


Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.

5. Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya

Kesimpulan

Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:

1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.

2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.


Sumber ; http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3174337